Mitos diet yang bisa bikin diet kita gagal!

Banyak sekali informasi mengenai dunia perdietan yang beredar dan dipercaya oleh masyarakat, bahkan ada yang disebarkan oleh pakar dengan tidak bertanggung jawab untuk tujuan pribadi seperti berjualan produk.

Alih-alih menurunkan berat badan, malah mitos-mitos tersebut bisa menaikkan berat badan kamu lho!

Tanpa berlama - lama lagi mari kita bahas untuk mitos dan fakta sebenarnya agar diet kamu enggak gagal lagi!

1. Makan malam bikin melar

Banyak sekali orang yang setiap kali memulai diet langsung mengatakan bahwa stop makan malam. Masih banyak yang berpikiran bahwa hanya karena makan di malam hari dapat membuat timbangan berat badan mereka meningkat drastis. Namun pemikiran tersebut adalah mitos semata, karena pada faktanya tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa makan malam dapat menyebabkan penambahan berat badan. Yang menyebabkan seseorang bertambah berat badannya adalah karena jumlah kalori dari makanan dan minuman yang masuk ketubuh lebih besar dari kebutuhan kalori harian. Sehingga kelebihan kalori tersebut disimpan di dalam tubuh sebagai energi cadangan dalam bentuk lemak. Nah ini nih, alasan sebenernya yang bikin kamu kok tambah melar.

2. Minum air es bikin lemak bertambah

Katanya minum es bisa bikin kamu semakin gendut, gara – gara es tidak dapat melarutkan lemak. Lemak di tubuh kita akan membeku dan susah terbakar kalau mengkonsumsi air es. Emang bener yah ? Eitss, ternyata ini mitos loh. Alias pernyataan ini tidak benar. Sebenarnya, yang bisa membuat gemuk adalah makanan yang tinggi lemak atau karbohidrat. Karena faktanya air mineral tanpa tambahan komposisi apapun memiliki 0 kalori. Mau air tersebut dalam keadaan dingin, hangat, maupun panas sekalipun. Mungkin iya bisa bikin gendut kalau ternyata yang kalian minum tuh maksudnya es teh manis atau minuman boba yang hype kali yak…. Yaiyalah bikin nambah gendut, karena gula mengandung kalori yang cukup tinggi. Lebih tepatnya dibanding menghindari air dingin, kalian bisa mulai menghindari dan membatasi kalori kalian dari liquid calories. Alias menghindari konsumsi minuman manis karena sekarang ini banyak sekali minuman kekinian yang setelah diteliti mengandung takaran gula dan lemak yang tinggi sekali. Bahkan contohnya 1 gelas minuman Java Chip Frappucino saja sudah mencaapi kurang lebih 460 kalori. Mengejutkan sekali bukan? Jangan terpaku pada karbohidrat saja, tetapi waspadalah pada liquid calories karena cenderung susah ditakar dan juga tidak mengeyangkan. Sehingga mengakibatkan kalian akhirnya malah dalam kondisi calorie surplus. Jadi bagaimana mau menurunkan berat badan, kalau ternyata kalian malah mengkonsumsi kalori lebih dari yang seharusnya.

3. Habis makan lanjut tidur pasti auto buncit

Kalau habis makan, langsung lanjut tidur pasti perutmu buncit dan auto gendut. Atau kalau mau gendutin badan, sehabis makan itu tidur. Pernah gak kalian denger ucapan seperti itu? Emang iya kalau habis makan bikin kita gendut? Lalu kenapa tidak dibolehkan tidur sesudah makan? Langsung tidur setelah makan biasanya akan memperlambat proses pencernaan tubuh terhadap makanan yang sudah kita makan, tubuh akan kesulitan memprosesnya karena posisi makanan belum turun ke organ pencernaan kita. Di artikel lain juga ada yang menjelaskan efek buruk tidur setelah makan, biasanya akan timbul berbagai makan penyakit. Jadi, sebaiknya duduk dulu sekitar 1 jam setelah makan supaya makanan itu turun dulu ke organ pencernaanmu. Tidur juga membutuhkan kalori kok tapi gk sebanyak ketika kita melakukan aktivitas lainnya. Sehingga dapat disimpulkan kalau pernyataan tidur setelah makan bikin kamu gendut adalah mitos.

4. Nasi merah bisa bikin kurus

Mengkonsumsi nasi merah katanya bisa bikin kurus, dimana hal ini adalah mitos karena sebenarnya kalori dari nasi merah dan nasi putih tidak terlalu jauh perbedaannya.

Seperti data diatas yang bersumber dari dari Fat Secret, di sebelah kiri adalah Informasi Gizi untuk nasiputih, dan sebelah kanan untuk nasi merah, perbedaan kalori mereka hanya berselisih 19 kalori saja, jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa nasi merah bukan bahan makanan yang pasti bisa bikin kamu kurus.

Namun walaupun begitu nasi merah termasuk dalam karbohidrat kompleks yang memiliki benefit lebih baik dibanding nasi putih karena merupakan jenis karbohidrat yang mungkin bisa membantu kalian dalam menjalani diet yang menyenangkan karena tidak perlu menahan lapar dan membantu dalam menghambat craving dalam diri kalian. Tapi tetap perlu diingat bahwa jika dikonsumsi secara berlebihan atau melebihi kebutuhan kalori kamu (calorie surplus) akan tetap membuat berat badan kamu naik.Seperti halnya karbohidrat yang lain misalnya kentang, nasi hitam, ubi, dan berbagai macam karbohidrat yang dianggap dapat menurunkan berat badan jika di konsumsi, padahal faktanya berat badan akan turun jika tubuh berada dalam kondisi kalori deficit.

Maka solusi terbaik yang bisa dilakukan adalah harus menghitung kebutuhan kalori harian agar kita bisa mengetahui batas kalori harian kita berapa banyak sehingga bisa berada di calorie deficit, berikut cara menghitung kebutuhan kalori:

Untuk menghitung kebutuhan kalori per hari, kalian bisa menggunakan rumus Harris-Benedict. Rumus ini dihitung berdasarkan usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan. Berikut adalah rumusnya:

Untuk laki-laki: (88,4 + 13,4 x berat dalam kilogram) + (4,8 x tinggi dalam sentimeter) - (5,68 x usia dalam tahun)
Untuk wanita: (447,6 + 9,25 x berat dalam kilogram) + (3,10 x tinggi dalam sentimeter) - (4,33 x usia dalam tahun)

Hasil perhitungan BMR (Basal Metabolic Rate) kemudian dikalikan dengan angka aktivitas harian rata-rata orang tersebut. Kalian juga bisa menggunakan kalkulator kalori online untuk menentukan berapa kebutuhan kalori harian kalian berdasarkan tinggi, berat badan, usia, dan aktivitas sehari-hari mengingat setiap orang berbeda. Penggunaan kalkulator BMR online yang bisa kalian gunakan dapat sangat amat membantu kalian untuk menghitung seberapa besar kebutuhan kalori kalian per harinya.

Selanjutnya mengingat bahwa kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda, tergantung pada usia, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan, serta aktivitas fisik yang dilakukan. Oleh karena itu apabila diperlukan, sebelum mengubah gaya hidup, pastikan kalian konsultasi dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu atau melakukan research tentang diet yang telah terbukti dan terverifikasi kebenarannya.

Selain BMR kalian juga perlu menghitung besaran TDEE. Apa lagi itu TDEE?

TDEE (Total Daily Energy Expenditure) adalah jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk olahraga dan aktivitas fisik lainnya. TDEE mencakup semua aktivitas fisik dan secara umum dikatakan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dalam sehari. TDEE (total pengeluaran energi harian) adalah jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme dasar dan aktivitas fisik. Untuk menentukan jumlah kalori yang harus dikonsumsi, kamu perlu menghitung BMR kamu terlebih dahulu, lalu menambahkan TDEE. BMR (Basal Metabolic Rate) adalah jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga fungsi organ-organ vital saat kita istirahat. Ini termasuk fungsi jantung, sistem pernapasan, dan otak. Semua faktor di atas dapat memengaruhi seberapa banyak kalori yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk mencapai TDEE dan BMR yang ideal. Namun, faktor terbesar adalah tingkat aktivitas fisik kalian.

Atau bila disimpulkan ketika kalian memutuskan untuk berdiet dengan tujuan menurunkan berat badan. Maka hal yang perlu kalian lakukan pertama kali adalah menghitung BMR atau Basal Metabolic Rate kalian untuk mengetahui besaran kebutuhan kalori kalian per hari nya. Selanjutnya adalah kalian hitung TDEE kalian agar mengetahui berapa pengeluaran kalori total kalian setelahnya potong kalori tersebut sebesar 100 hingga maksimal 500 kalori yang artinya kalian akan menerapkan kalori deficit yang merupakan kunci utama untuk menurunkan berat badan.

Contohnya si A memiliki BMR 1600 dan TDEE 2200, untuk berada dalam keadaan kalori deficit namun dapat tetap mempertahankan fungsi organnya agar dapat berjalan baik. Si A bisa mengurangi kebutuhan kalori sebesar 400 dari TDEE nya, yaitu menjadi 1800 yang mana posisinya berada di antara BMR dan TDEE. Dengan kata lain, si A berada pada kondisi kalori deficit. Dikarenakan kalori yang out lebih besar daripada jumlah kalori yang masuk.