Mengungkap Rahasia Pembelajaran Efektif

5 Strategi Belajar Yang Digunakan Para Siswa Pintar Untuk Meraih Prestasi

Pengarang: Kentji Widjaja

Apakah Anda pernah merasa sulit untuk menyimpan informasi atau merasa terlalu banyak pekerjaan yang membuat belajar menjadi lebih rumit? Di dalam dunia pembelajaran, terdapat strategi-strategi yang tidak hanya dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan kapasitas pembelajaran Anda. Salah satu dari strategi-strategi cemerlang ini adalah 'chunking.' Artikel ini akan membawa Anda melalui konsep 'chunking' dan eksplorasi metode pembelajaran lainnya yang akan membantu Anda mengoptimalkan potensi belajar. Mari kita telaah lebih dalam dan temukan kunci untuk membuka kekuatan metode pembelajaran yang efektif bagi para siswa.

Chunking

Chunking Image, A sad man having a hard time memorizing all at once, while another man has an easy time memorizing by using chunking
(Source: medium.com)

Metode belajar dengan 'chunking' adalah strategi aktif yang bisa sangat membantu para siswa meningkatkan efisiensi dan kapasitas pembelajaran. Menurut Fountain & Doyle, metode ini melibatkan pengelompokan informasi menjadi unit-unit bermakna, atau 'chunk', yang membantu mengurangi beban pada ingatan kerja. Dengan menyusun informasi ke dalam set yang familiar dan bermakna, siswa dapat meningkatkan kapasitas ingatan kerja mereka, memudahkan dalam mengakuisisi dan mengingat informasi. Pendekatan ini tidak hanya membantu pembelajaran langsung, tetapi juga berkontribusi pada organisasi memori jangka panjang, baik itu dalam persepsi stimulus, urutan motorik, atau representasi kognitif. Untuk menerapkan 'chunking' dalam kehidupan sehari-hari, coba bagi waktu Anda menjadi bagian-bagian yang mudah dikelola, seperti yang disarankan oleh para ahli. Misalnya, alokasikan waktu khusus selama akhir pekan untuk berbagai aktivitas, seperti Jumat malam, Sabtu pagi, Sabtu malam, Minggu pagi, dan Minggu malam. Tentukan dua 'chunk' untuk pekerjaan sekolah dan belajar, satu untuk bersosialisasi dengan teman, dan mungkin satu lagi untuk aktivitas perawatan diri, seperti membersihkan kamar atau menjaga ruang agar terorganisir. Pendekatan seimbang ini memastikan bahwa Anda tidak hanya berhasil secara akademis, tetapi juga menjalani kehidupan yang seimbang dan memuaskan.

Interleaving

Blocking examples 4 A,B,C,D blocks are mixed based on related concepts to make 4 Mixed Blocks which are the concept of Interleaving
(Source: lecturio.com)

Belajar dengan metode interleaving, seperti yang dijelaskan oleh Itamar Shatz, adalah teknik yang menyenangkan dan efektif untuk meningkatkan proses pembelajaran. Inti dari metode ini adalah mencampur aduk berbagai topik atau jenis latihan agar pembelajaran menjadi lebih lancar. Beda dengan metode tradisional yang fokus pada satu topik pada satu waktu, interleaving mendorong siswa untuk beralih antara berbagai jenis pertanyaan atau mata pelajaran. Pendekatan ini, yang juga dikenal sebagai mixed practice atau varied practice, telah terbukti bermanfaat di berbagai bidang, mulai dari pelajaran akademis seperti sejarah dan matematika hingga bidang lain seperti musik dan olahraga. Terkenal dengan istilah interleaving effect, metode ini dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.

Untuk menerapkan interleaving dalam kehidupan sehari-hari, coba variasikan mata pelajaran yang kamu pelajari agar tidak hanya fokus pada satu hal. Ini tidak hanya mencegah otakmu terlalu dipenuhi dengan satu subjek, tapi juga membantu daya ingat dan membuat otak tetap aktif dan tidak bosan. Eksperimenlah dengan durasi belajar setiap topik. Misalnya, bagi waktu dua jam untuk satu mata pelajaran, lalu beralih ke yang lain untuk dua jam berikutnya. Pendekatan yang bercampur ini tidak hanya meningkatkan pembelajaran, tapi juga menambah keragaman dalam rutinitas belajarmu, membuat prosesnya lebih menyenangkan dan efektif.

Feynman Technique

The Feynman Technique Steps on How to Apply

(Source: todoist.com)

Teknik Feynman, sebuah metode belajar yang brilian yang diciptakan oleh pemenang Nobel Richard Feynman, menjadi pemandu yang sangat membantu bagi para siswa yang menjelajahi subjek yang kompleks. Inti dari teknik ini adalah merubah konsep-konsep rumit menjadi istilah-istilah yang mudah dipahami dengan menjelaskannya seolah-olah Anda sedang mengajar anak kecil. Proses ini mendorong pembelajar untuk menyederhanakan ide-ide dalam pikiran mereka, menciptakan kejelasan melalui bahasa yang jelas dan singkat. Selain itu, mengadopsi pendekatan "mengajar" membantu mengidentifikasi kesenjangan dalam pengetahuan. Ketika kita berjuang dengan konsep secara internal, pemahaman kita cenderung terdistorsi. Namun, mengartikulasikan ide-ide ini kepada seseorang yang tidak akrab, seperti anak kecil, mengungkapkan nuansa yang mungkin terlewatkan.

Teknik Feynman yang terdiri dari empat langkah dimulai dengan memilih subjek, menjelajahinya, dan memahami secara awal. Selanjutnya, berpura-pura menjelaskan subjek kepada seorang anak memaksa penyederhanaan dan menyoroti area-area yang sulit. Merenungkan kesenjangan dalam pemahaman membawa pada tinjauan yang terarah terhadap materi sumber. Akhirnya, melalui proses iteratif penyederhanaan dan pengulangan, penguasaan tercapai ketika penjelasan yang komprehensif dan jelas muncul. Teknik Feynman memberdayakan siswa tidak hanya untuk memahami topik kompleks tetapi juga mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan dalam pemahaman mereka. Dengan pendekatan yang ramah dan bermain, Teknik Feynman membuat belajar menjadi lebih menyenangkan dan dapat diakses oleh semua orang.

Blurting Method

Picture of a man with darker skin tone using the Blurting method to memorize

 (Source: twinklsecondary.blog)

Metode Blurting, seperti yang diusulkan oleh Paul Holt, muncul sebagai pendekatan aktif yang menyegarkan dalam pengambilan catatan, jauh dari tindakan pasif seperti hanya menggarisbawahi atau sekadar membaca ulang. Berbeda dengan metode konvensional, blurting adalah teknik yang dinamis, tidak hanya sebagai pengukur pemahaman, tetapi juga secara aktif menangani kesenjangan pengetahuan. Pada intinya, Metode Blurting melibatkan membaca sebagian teks atau catatan, menutupnya, dan kemudian menuliskan sebanyak mungkin informasi yang bisa kamu ingat. Proses ini melibatkan otakmu dalam recall yang aktif, mendorongnya untuk bekerja lebih keras untuk menyimpan informasi, pada akhirnya membantu mendaratkannya dalam memori jangka panjangmu.

Untuk menerapkan Metode Blurting secara efektif, mulailah dengan memilih bagian materi yang bisa dikelola, baik itu bab buku teks, segmen kuliah, atau video kursus online. Setelah mengulas konten yang dipilih secara menyeluruh, tutup atau sembunyikan teks atau catatan. Kemudian, dengan selembar kertas di tangan, sampaikan sebanyak mungkin informasi yang dapat kamu ingat, fokus pada poin utama dan kata kunci. Spontanitas dari metode ini mendorong recall cepat informasi dari ingatan.

Setelah menyelesaikan tahap blurting, bandingkan catatanmu dengan teks asli. Langkah ini membantu mengidentifikasi kesalahan atau area yang mungkin terlewat. Dengan tinjauan yang lebih cepat daripada membaca awal, kamu dapat menemukan area yang perlu diperbaiki. Setelah perbandingan ini, tambahkan informasi yang mungkin terlewat atau salah. Metode Blurting tidak hanya meningkatkan recall aktif, tetapi juga memberikan cara yang dinamis dan menarik bagi siswa untuk memperkuat pemahaman dan menyimpan informasi dengan efektif.

Parkinson's Law

A Graph showing the X-axis as Time and Y-axis as Effort, and with the conclusion that with less time the more effort is taken to finish it.

 (Source: lifehack.org)

Hukum Parkinson, seperti yang dijelaskan oleh Joel Falconer, menghadirkan strategi hebat bagi para siswa untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah pekerjaan akan meluas untuk mengisi waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya. Dengan kata lain, jika kamu memberi dirimu seminggu untuk menyelesaikan tugas selama dua jam, tugas tersebut mungkin tidak benar-benar bertambah banyak, tetapi bisa menjadi lebih kompleks dan menakutkan, menimbulkan stres yang tidak perlu. Dengan menerapkan Hukum Parkinson ke rutinitas belajarmu, kamu dapat mengambil kembali kendali waktu dan menyederhanakan tugas ke keadaan semula.

Untuk menerapkan Hukum Parkinson dengan efektif, mulailah dengan membuat daftar tugasmu dan alokasikan setengah dari waktu biasa untuk masing-masingnya. Anggaplah batas waktu ini sebagai tenggat yang tak dapat dilanggar, membawa rasa urgensi. Pelajari keinginan batin untuk bersaing, lihatlah jam sebagai lawanmu, dan usahakan untuk mengalahkannya tanpa mengorbankan kualitas. Penggunaan timer digital dapat sangat membantu dalam proses ini, membantu manajemen waktu dan memberikan hitungan mundur visual.

Selain itu, identifikasi dan eliminasi pengisi waktu, seperti membaca email dan feed yang berlebihan, yang dapat menjadi pengganggu produktivitas. Batasi waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ini dan prioritaskan tugas-tugas penting. Pelajari untuk membedakan antara tugas di mana sebagian kecil penting dan sebagian besar tidak perlu, dan prioritaskan sesuai.

Hukum Parkinson mendorong pergeseran dari norma budaya "kerja keras, bukan cerdas" dengan menekankan manajemen waktu yang efisien dan prioritas tugas. Dengan menerapkan hukum ini ke rutinitas belajarmu, kamu dapat menyederhanakan beban kerjamu, mengatasi prokrastinasi, dan mencapai kehidupan akademis yang lebih seimbang dan produktif.

Penutup

Dalam perjalanan ini menjelajahi metode-metode pembelajaran yang efektif, kita telah menemukan alat-alat kuat yang dapat membuka potensi belajar kita. Chunking, Interleaving, Teknik Feynman, Metode Blurting, dan Hukum Parkinson bukan hanya konsep-konsep akademis, tetapi panduan praktis yang dapat mengubah cara kita memahami, menyimpan, dan menggunakan informasi. Kini, saat kita melangkah keluar dari artikel ini, mari kita jadikan pengetahuan ini sebagai landasan untuk pengembangan pribadi dan keberhasilan akademis. Bagikan pengalaman Anda dalam menerapkan metode ini, dan marilah kita bangun komunitas pembelajaran yang saling mendukung. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah, berbagi tips atau pertanyaan Anda.

Referensi:

Csi-Admin. (2022, Maret 7). The Feynman Technique – The Best Learning Method You’ve Never Heard of Before. Computer Systems Institute. https://www.csinow.edu/career-tips/the-feynman-technique-the-best-learning-method-youve-never-heard-of-before/

Falconer, J. (2023, Maret 17). How to Use Parkinson’s Law to Get More Done in Less Time. Lifehack. https://www.lifehack.org/articles/featured/how-to-use-parkinsons-law-to-your-advantage.html

Fountain, S. B., & Doyle, K. E. (2012). Learning by chunking. Encyclopedia of the Sciences of Learning, 1814-1817. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1428-6_1042

Holt, P. (2023, September 6). The blurting method of Note-Taking: storing knowledge for Long-Term use. E-Student. https://e-student.org/blurting-note-taking-method/

Shatz, I. (n.d.). Interleaving: How mixed practice can boost learning. Effectiviology. https://effectiviology.com/interleaving/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa mitos yang bisa bikin diet kamu gagal! Jadi yang fakta tuh yang mana?

JAMIN TURUN BERAT BADAN DENGAN PROGRAM INTERMITTEN FASTING? PUASA SEHARIAN GAK BOLEH MAKAN DAN MINUM? EMANG BOLEH?

AYO KURANGI KONSUMSI GULA, TERNYATA JADI BIANG PENYAKIT BAGI TUBUH KAMU